Hukum menjadi senjata bagi ketamakan
!”, tulis Frederic Batiat, seorang politisi borjuis Prancis abad 19. Bastiat menujukan satire itu kepada kaum sosialis yang memanfaatkan posisinya di parlemen untuk merampas secara legal milik kaum borjuis/kapitalis melalui hukum atas dalih misi filantropisnya menciptakan kesetaraan.
!”, tulis Frederic Batiat, seorang politisi borjuis Prancis abad 19. Bastiat menujukan satire itu kepada kaum sosialis yang memanfaatkan posisinya di parlemen untuk merampas secara legal milik kaum borjuis/kapitalis melalui hukum atas dalih misi filantropisnya menciptakan kesetaraan.
Bagi Bastiat, perampasan legal (legal plunder) melalui
cukai, tarif, subsidi, upah minimum dan redistribusi tanah merupakan modus
ketamakan kaum sosialis yang terjadi karena mentalitas arogan pembuat hukum.
Modus itu juga dianggap sebagai sarana yang lebih mudah untuk mendapatkan
kekayaan dari pada kerja dan produksi (Bastiat, 1850).
Namun bila Bastiat hidup hari ini, ia akan melihat bahwa
yang menggunakan hukum sebagai alat perampasan legal itu bukan lagi kaum
sosialis, melainkan kaum kapitalis yang mengendalikan parlemen untuk
mendapatkan laba atas nama pembangunan.
Kali ini modusnya dengan merampas hak rakyat atas nama
pembangunan melalui hukum negara untuk memperkuat penguasaan sumber daya pada
segelintir pemodal.
di saat Negara abai dengan persoalan rakyatnya, di saat itu rakyat harus bersatu. ketika rakyat sudah mulai berbisik bisik dan bercerita tentang kegelisahan, ketika itu juga Negara harus belajar mendegar.
di saat Negara abai dengan persoalan rakyatnya, di saat itu rakyat harus bersatu. ketika rakyat sudah mulai berbisik bisik dan bercerita tentang kegelisahan, ketika itu juga Negara harus belajar mendegar.
Hutan
Tanaman Industri (HTI) adalah perkebunan kayu monokultur skala besar
yang ditanam dan dipanen untuk produksi bubur dan bubur kertas.
Pohon-pohon seperti Eucalyptus dan Akasia ditanam melebihi batas
produktivitas alami, dengan kecepatan tumbuh dan toleransi tinggi
terhadap lahan terdegradasi. Kayu yang dihasilkan dari perkebunan ini
digunakan secara luas sebagai bahan bakar dan konstruksi serta produksi
kertas dan kain seperti rayon - See more at:
http://www.lifemosaic.net/ind/proyek/hutan-tanaman-industri-hti/#sthash.GukTu5xC.dpuf
Hutan
Tanaman Industri (HTI) adalah perkebunan kayu monokultur skala besar
yang ditanam dan dipanen untuk produksi bubur dan bubur kertas.
Pohon-pohon seperti Eucalyptus dan Akasia ditanam melebihi batas
produktivitas alami, dengan kecepatan tumbuh dan toleransi tinggi
terhadap lahan terdegradasi. Kayu yang dihasilkan dari perkebunan ini
digunakan secara luas sebagai bahan bakar dan konstruksi serta produksi
kertas dan kain seperti rayon - See more at:
http://www.lifemosaic.net/ind/proyek/hutan-tanaman-industri-hti/#sthash.GukTu5xC.dpuf
Apa itu Hutan Tanaman Industri?
Hutan Tanaman Industri (HTI) adalah perkebunan kayu monokultur skala besar yang ditanam dan dipanen untuk produksi bubur dan bubur kertas. Pohon-pohon seperti Eucalyptus dan Akasia ditanam melebihi batas produktivitas alami, dengan kecepatan tumbuh dan toleransi tinggi terhadap lahan terdegradasi. Kayu yang dihasilkan dari perkebunan ini digunakan secara luas sebagai bahan bakar dan konstruksi serta produksi kertas dan kain seperti rayon.Pengembangan HTI dipromosikan besar-besaran di negara-negara Selatan, dimana Cina, Indonesia dan Brazil menjadi produsen utama sedunia untuk bubur kertas dan kertas.
- See more at: http://www.lifemosaic.net/ind/proyek/hutan-tanaman-industri-hti/#sthash.GukTu5xC.dpuf
Apa itu Hutan Tanaman Industri?
Hutan Tanaman Industri (HTI) adalah perkebunan kayu monokultur skala besar yang ditanam dan dipanen untuk produksi bubur dan bubur kertas. Pohon-pohon seperti Eucalyptus dan Akasia ditanam melebihi batas produktivitas alami, dengan kecepatan tumbuh dan toleransi tinggi terhadap lahan terdegradasi. Kayu yang dihasilkan dari perkebunan ini digunakan secara luas sebagai bahan bakar dan konstruksi serta produksi kertas dan kain seperti rayon.Pengembangan HTI dipromosikan besar-besaran di negara-negara Selatan, dimana Cina, Indonesia dan Brazil menjadi produsen utama sedunia untuk bubur kertas dan kertas.
- See more at: http://www.lifemosaic.net/ind/proyek/hutan-tanaman-industri-hti/#sthash.GukTu5xC.dpuf
Apa itu Hutan Tanaman Industri?
Hutan Tanaman Industri (HTI) adalah perkebunan kayu monokultur skala besar yang ditanam dan dipanen untuk produksi bubur dan bubur kertas. Pohon-pohon seperti Eucalyptus dan Akasia ditanam melebihi batas produktivitas alami, dengan kecepatan tumbuh dan toleransi tinggi terhadap lahan terdegradasi. Kayu yang dihasilkan dari perkebunan ini digunakan secara luas sebagai bahan bakar dan konstruksi serta produksi kertas dan kain seperti rayon.Pengembangan HTI dipromosikan besar-besaran di negara-negara Selatan, dimana Cina, Indonesia dan Brazil menjadi produsen utama sedunia untuk bubur kertas dan kertas.
- See more at: http://www.lifemosaic.net/ind/proyek/hutan-tanaman-industri-hti/#sthash.GukTu5xC.dpuf
Apa itu Hutan Tanaman Industri?
Hutan Tanaman Industri (HTI) adalah perkebunan kayu monokultur skala besar yang ditanam dan dipanen untuk produksi bubur dan bubur kertas. Pohon-pohon seperti Eucalyptus dan Akasia ditanam melebihi batas produktivitas alami, dengan kecepatan tumbuh dan toleransi tinggi terhadap lahan terdegradasi. Kayu yang dihasilkan dari perkebunan ini digunakan secara luas sebagai bahan bakar dan konstruksi serta produksi kertas dan kain seperti rayon.Pengembangan HTI dipromosikan besar-besaran di negara-negara Selatan, dimana Cina, Indonesia dan Brazil menjadi produsen utama sedunia untuk bubur kertas dan kertas.
- See more at: http://www.lifemosaic.net/ind/proyek/hutan-tanaman-industri-hti/#sthash.GukTu5xC.dpuf
Apa itu Hutan Tanaman Industri?
Hutan Tanaman Industri (HTI) adalah perkebunan kayu monokultur skala besar yang ditanam dan dipanen untuk produksi bubur dan bubur kertas. Pohon-pohon seperti Eucalyptus dan Akasia ditanam melebihi batas produktivitas alami, dengan kecepatan tumbuh dan toleransi tinggi terhadap lahan terdegradasi. Kayu yang dihasilkan dari perkebunan ini digunakan secara luas sebagai bahan bakar dan konstruksi serta produksi kertas dan kain seperti rayon.Pengembangan HTI dipromosikan besar-besaran di negara-negara Selatan, dimana Cina, Indonesia dan Brazil menjadi produsen utama sedunia untuk bubur kertas dan kertas.
Persoalan HTI
Hanya ada beberapa contoh dimana HTI ditanam di lahan terdegradasi. Kenyataannya, HTI merupakan salah satu penyebab utama deforestasi di mana hutan hujan tropis primer diganti dengan hutan monokultur Eucalyptus dan Akasia. Perubahan besar dalam penggunaan lahan tersebut berdampak pada kondisi lingkungan dan sosial. Perkembangan perkebunan skala besar dapat berdampak pada meningkatnya emisi gas rumah kaca, hilangnya keanekaragaman hayati serta konsekuensi negatif terhadap kondisi ekonomi lokal, mata pencaharian dan budaya masyarakat yang tergantung pada hutan.Hutan asli berperan penting dalam melestarikan populasi adat, seluruh mata pencaharian tergantung pada mereka. Hutan merupakan sumber makanan, bahan bangunan, obat-obatan serta tanaman yang bermakna religius, dan hal tersebut adalah inti dari ekonomi dan budaya adat. Mengganti hutan hujan tropis dengan perkebunan dapat mengancam kelangsungan hidup masyarakat yang tergantung pada hutan .
Hal ini terjadi dalam industri bubur kertas dan kertas, dimana pendapatan bersih yang masyakat dapatkan dari perkebunan seringkali lebih rendah dibanding dari industri lainnya (sebagai contoh kelapa sawit dan karet).
Karena semakin banyak masyarakat menolak perluasan HTI, konflik-konflik atas akses lahan meletus di wilayah adat, dimana banyak pelanggaran HAM dilaporkan terjadi .
Fokus di Indonesia
Indonesia terus menjadi kontributor terbesar gas rumah kaca di dunia karena perubahan tata guna lahan. Banyak analis percaya bahwa usaha pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari pemanfaatan lahan dan perubahan tata guna lahan sebagian akan tergantung pada 'reforestasi ' dan bukan pengurangan deforestasi' (CIFOR). Sebagian dari reforestasi ini akan terjadi melalui hutan tanaman industri. Pemerintah mentargetkan dalam 5-10 tahun ke depan mengembangkan 10 juta hektar perkebunan HTI baru. Sebagian dari perluasan ini terpusat pada lansekap kaya karbon (hutan alam dan/atau lahan gambut) di Riau, Jambi, Kalimantan Timur, Barat, Selatan dan Tengah serta Papua.Kebijakan tersebut akan mendorong konversi hutan lebih luas dan emisi besar gas rumah kaca. Menurut CIFOR, 'Usaha pengurangan emisi melalui program perluasan perkebunan saja merupakan hal yang tidak mungkin.' Kontribusi ekonomi untuk negara juga belum berbukti. Dalam wawancara dengan LifeMosaic, Dr Rizaldi Boer berkat: "Kita dihadapkan pada pilihan-pilihan. Apakah menguntungkan membersihkan lahan gambut? Jika kita lihat emisi, 50% dari emisi Indonesia berasal dari lahan gambut. Namun kontribusi pembersihan lahan gambut pada ekonomi Indonesia hanya kurang dari 1 persen. Jadi tidak berharga. Menurut saya, ini tidak menguntungkan."
Proyek Kami
Pada tahun 2012 LifeMosaic memproduksi film untuk masyarakat adat dan lokal tentang perluasan HTI. "Dibalik Kertas" menghadirkan analisa tentang dampak perusahaan kertas dan bubur kertas pada masyarakat, membantu penonton untuk menganalisa apakah menerima pembangunan di wilayah mereka tersebut sesuai dengan kepentingan mereka. Film ini memberi informasi pada masyarakat bahwa permintaan internasionalah yang melestarikan industri; Perkebunan bubur kertas dan kertas skala besar berdampak pada hak-hak atas tanah, polusi air dan ekonomi lokal serta dampak global emisi gas rumah kaca dari industri terhadap perubahan iklim.Film ini sedang disebarkan ke masyarakat yang tinggal di wilayah perluasan perkebunan serta LSM lingkungan dan adat, pengkampanye, para mahasiswa dan pengambil kebijakan. Film ini juga bisa ditonton dan diunduh (bagian 1 dan bagian 2) dari situs kami. Melengkapi film, kami juga menyusun panduan singkat yang dapat digunakan oleh fasilitator dan pengorganisir komunitas.
Advokasi
Pada awal tahun 2013, bersama LSM di Sumatra Utara KSPPM dan masyarakat Pandumaan-Sipituhuta, kami memproduksi dua bagian film studi kasus yang memfokuskan pada perjuangan masyarakat adat di Desa Pandumaan dan Sipituhuta untuk mempertahankan tanah ulayat dari rencana perluasan HTI. Jangan Hancurkan Pandumaan-Sipituhuta: Sebuah Kisah Daud dan Goliat serta Jangan Hancurkan Pandumaan-Sipituhuta: Sebuah Pembaruan bercerita tentang masyarakat yang hidup dan bekerja di lahan mereka selama 13 generasi dan sekarang terancam kehilangan hutan mereka.Film advokasi telah menjadi bagian kampanye internasional oleh Rainforest Action Network, Intercontinental Cry, Forest Peoples Programme dan banyak organisasi lainnya untuk mempertahankan hak-hak masyarakat atas tanah mereka.
Komentar
Posting Komentar