Hutan adalah Rumah kita
Di Dusun Sungai Utik, Desa Batu Lintang, Kecamatan
Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Masih kita
lihat bagaimana masyarakat adat ini
tetap terjaga sampai sekarang. Masyarakat dapat hidup, tumbuh, dan berkembang
karena hutan dan sungai yang mengalir di sekitar kampung. Berbagai manfaat
tumbuhan hutan dimanfaatkan untuk berbagai hal hidup sehari-hari
Komitmen masyarakat
adat ini tetap terjaga sampai sekarang. Masyarakat dapat hidup, tumbuh, dan
berkembang karena hutan dan sungai yang mengalir di sekitar kampung. Berbagai
manfaat tumbuhan hutan dimanfaatkan untuk berbagai hal hidup sehari-hari.
Tanah yang subur
ini memberi kami kehidupan. Sedangkan udara yang kita hirup sekarang, adalah
nafas hidup orang Iban. Tidak ada polusi. Udara kami segar. Ini salah satu
alasan kenapa kami menjaganya ucap masyarakat Iban. dan lihat ke bawah. Air yang
mengalir itu adalah darah kami. Airnya bersih dan memberi kami kesehatan agar
bisa bekerja untuk melanjutkan hidup. Itu yang kami minum sehari-hari.
Misalnya, kulit kayu raru’ (nama lokal), yang
berfungsi sebagai obat sakit perut. Ada pula bintangor yang getahnya dijadikan
sebagai obat untuk menyembuhkan kanker. Begitu pun akar-akaran, sangat banyak.
“Ini salah satu kekayaan kami yang harus dijaga untuk anak cucu mendatang,”
kata Remang
Cobaan sudah mulai
datang sejak 1979. Kala itu, PT. Benua Indah coba menerobos masuk ke areal
hutan adat Sungai Utik. Namun perusahaan pemegang konsesi itu mendapat
penolakan keras dari masyarakat adat. Baginya, biarkanlah
keadaan seperti ini berjalan apa adanya. “Pemerintah tak perlu susah payah
membangun kampung ini jika muaranya hanya akan merusak tatanan adat,” ucapnya.
Pilihannya, kata
Remang, jauh lebih baik kampung ini tidak dibangun daripada hak-hak adat
dirampas oleh pihak luar. “Lebih baik kita begini saja adanya. Wilayah adat
aman, anak-anak bisa bersekolah, dan kebutuhan pangan tercukupi dengan
berladang,” pungkasnya.
Komentar
Posting Komentar